Perang Puputan Margarana di Bali diawali dari keinginan Belanda
mendirikan Negara Indonesia Timur (NIT). Letkol I Gusti Ngurah Rai,
Komandan Resimen Nusa Tenggara, berusaha menggagalkan pembentukan NIT
dengan mengadakan serangan ke tangsi NICA di Tabanan tanggal 18
Desember 1946. Konsolidasi dan pemusatan pasukan Ngurah Rai (yang
dikenal dengan nama pasukan Ciung Wanara) ditempatkan di Desa Adeng
Kecamatan Marga. Belanda menjadi gempar dan berusaha mencari pusat
kedudukan pasukan Ciung Wanara. Pada tanggal 20 November 1946 dengan
kekuatan besar Belanda melancarkan serangan dari udara terhadap
kedudukan Ngurah Rai di desa Marga.
Dalam keadaan kritis, Letkol I Gusti Ngurah Rai mengeluarkan perintah
“Puputan” yang berarti bertempur sampai habis-habisan (fight to the
end). Letkol I Gusti Ngurah Rai gugur beserta seluruh anggota pasukan
dalam pertempuran tersebut. Jenazahnya dimakamkan di desa Marga.
Pertempuran tersebut terkenal dengan nama Puputan Margarana. Gugurnya
Letkol I Gusti Ngurah Rai telah melicinkan jalan bagi usaha Belanda
untuk membentuk Negara Indonesia Timur.
No comments:
Post a Comment